Sejumlah
anggota rombongan Gubernur Papua Lukas Enembe harus merogoh kocek dalam
untuk mendapatkan tiket pulang dari Jakarta ke Jayapura. Mereka
yang pekan kemarin mendampingi Gubernur menyelesaikan persoalan yang
dialami mahasiswa dan pelajar Papua di Jogjakarta, sempat tertahan di
Jakarta.
Dari
informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, beberapa pejabat yang
terpaksa harus segera balik ke Jayapura karena urusan dinas seperti
Ketua MRP Mathius Murib, Sekda Provinsi Papua TEA Herry Dosinaen, Kepala
Satpol PP Provinsi Papua Alex Korwa dan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Papua, Max ME Olua harus menembus harga tiket
antara Rp 11 juta hingga Rp 24 juta.
Kepala
Bagian Protokol, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Papua, Gilbert R
Yakwart, mengeluhkan harga tiket yang bombastis. Mahalnya harga tiket
ini membuat Gilbert bingung saat mengurus tiket rombongan.
Melambungnya harga tiket ini menurut
Gilbert membuat beberapa anggota rombongan terpaksa tertahan lantaran
belum adanya seat yang kosong untuk penerbangan ke Jayapura. “Kalau pun
ada seat, harganya mahal sekali. Harga tiket bisa mencapai Rp 7 sampai
Rp 8 juta dan bahkan ada yang lebih dari itu. Sementara alokasi dana
untuk tiket Jakarta-Jayapura yang disiapkan hanya sekitar Rp 4 juta
hingga Rp 6 juta,” tuturnya, Senin (8/8).
Gilbert menyebutkan, beberapa pejabat
Pemprov Papua yang harus segera kembali ke Jayapura untuk kepentingan
dinas terpaksa harus membeli tiket yang harganya tidak wajar. ”Ini yang
jadi masalah, kenapa harga tiket bisa melambung begini. Bahkan Pak Sekda
pulang dengan harga tiket yang mencapai Rp 24 juta dan Kasatpol PP
dapat tiket Rp 14 juta. Ini sungguh mengherankan sehingga kami harapkan
pemerintah pusat dan maskapai penerbangan bisa secepatnya menyikapi hal
ini,” pintanya.
Disinggung mengenai adanya permintaan
Dirjen Perhubungan Udara yang meminta bukti screenshoot tiket yang
diduga tidak wajar, Gilbert mengatakan, pihaknya memiliki bukti-bukti
tersebut dan siap menyerahkan ke Kementerian Perhubungan apabila memang
diperlukan. “Bukti tiketnya ada di kantor. Kalau memang diperlukan, kami
akan berikan bukti tersebut,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Papua, Max ME Olua yang dikonfirmasi mengaku
membeli tiket kelas bisnis dari Jakarta tujuan Jayapura seharga Rp 11
juta pada Kamis (4/8) malam.
“Saya minta staf yang ada di Jakarta, awalnya dia mendapat informasi kalau seluruh penerbangan ke
full. Namun tidak lama kemudian dia hubungi lagi dan menyampaikan ada
satu seat namun harganya Rp 11,7 juta. Tapi karena time limitnya lewat,
tiket tersebut sudah diambil orang lain. Staf saya kemudian mencari lagi
dan dapat seharga Rp 11 juta,” ungkap Olua yang dihubungi Cenderawasih
Pos tadi malam.
Namun saat tiba di ruang tunggu Bandara
Soekarno Hatta, Max Olua mendapati beberapa penumpang yang harga
tiketnya bervariasi yang harga tiketnya hanya sekitar Rp 3 jutaan.
Dirinya lebih heran lagi saat naik ke pesawat dan mendapati beberapa
kursi di kelas bisnis yang kosong.
“Ada sekitar tiga kursi di kelas bisnis
yang kosong, padahal sebelumnya dikatakan seat penuh. Ini ada apa
sebenarnya. Bahkan staf saya yang menguruskan tiket mendapat informasi
kalau seat dari jakarta agak longgar di atas tangal 11 Agustus,”
ungkapnya. (yan/nat/adk/)
No comments:
Post a Comment